Memainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi tertentu.
Teknik mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa cara melatih anggota tubuh yaitu
Terdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaitu:
Berguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:
Berguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:
Bergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:
Setelah melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari, dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang dimainkan.
Menurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikut:
Konsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah mengubah karakter diri pemain menjadi karakter cerita.
Ingatan emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up comedy.
Merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk tertawa.
Aktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun watak.
Merupakan teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis, dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter tersebut.
Penggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita. Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaitu:
Mimik : Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening.
Gestur : Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh.
Vokal : Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara.
Source: ilmuseni.com