Pertama, Pesan yang disampaikan melalui public speaking lebih terstruktur. Waktu yang tersedia untuk PS biasanya terbatas dan pembicara tidak bisa diinterupsi bila ada hal yang disampaikan yang tidak dipahami oleh publik. Karena itu, pembicara perlu mempersiapkan segala sesuatunya agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh publik sesuai tujuan pembicara. Pembicara juga perlu mengantisipasi pertanyaan yang mungkin muncul dari publik serta cara menjawabnya. Itu sebabnya PS memerlukan lebih banyak perencanaan dan persiapan yang lebih rinci dibanding percakapan biasa.
Kedua, Public speaking menggunakan tata bahasa yang lebih formal dibandingkan percakapan. Slang, bahasa gaul, jargon tidak biasa, atau tata bahasa yang buruk tidak mendapat tempat dalam PS. Setiap kalimat perlu diucapkan dengan benar, tidak menyinggung publik yang hadir, dan dapat dipahami oleh publik yang hadir. Apalagi, pesan yang disampaikan dalam PS tidak bisa diralat dengan begitu saja hingga kita perlu berhati-hati dalam menyampaikan pesan. Kita harus membuat publik merasa dihargai. Cara bicara dan tata bahasa pembicara mencerminkan profesionalisme dan kredibilitas pembicara.
Ketiga, Public speaking memerlukan metode penyampaian yang berbeda dari percakapan. Pada waktu kita bercakap-cakap kita dapat berbicara dengan cepat. Kita juga dapat menggunakan tanya-jawab secara langsung, seperti “betulkan?” atau “kamu tahu tidak?”, dan mengharapkan jawaban pada saat itu juga. Bahasa tubuh kita juga santai. Dalam public speaking kita perlu menyesuaikan volume dan intonasi suara agar dapat didengar jelas oleh seluruh publik. Kita harus menggunakan postur tubuh dan bahasa tubuh yang sopan serta menghindari kebiasaan buruk yang tidak enak dilihat oleh publik seperti menggaruk-garuk wajah atau mengetukketukan jari ke meja.