Kita selalu diajarkan untuk mengutarakan alasan di balik pendapat kita saat menulis esai. Begitupula dengan ucapan. Dalam percakapan sehari-hari, kita mungkin sering melupakannya. Hal ini karena kita terbiasa menerapkan pola pikir dalam kegiatan sehari-hari.
Perbedaan antara pendapat yang berasalan dan yang tidak beralasan bagaikan bumi dan langit.
Dalam pepatah Jepang ada ungkapan “Jika angin berhembus, maka toko bak akan laris” Saat angin berembus, banyak debu beterbangan sehingga orangorang akan pergi ke pemandian umum, tetapi karena kolam pemandian umum sedikit, maka pemesanan atas bak mandi akan menjadi banyak. Meskipun terdengar masuk akal, tetapi kita tahu bahwa hubungan antara angin bertiup dan toko bak laris ini sangatlah jauh.
Saat kondisi argument kita lemah, kita akan jatuh kedalam kontradiksi dan posisi yang membingungkan, sebab kita akan mengeluarkan argument baru yang berbeda dengan apa yang sebelumnya kita ungkapkan. Oleh karena itu, kita harus memiliki sikap konsisten dengan pendapat kita dari awal hingga akhir.
Ada orang yang suka menggunakan bahasa Inggris, karakter Mandarin, atau istilah-istilah tinggi yang hanya diketahui dirinya sendiri seolah-olah ia yang paling tahu segalanya. Alih-alih membantu dalam menyampaikan pendapatnya, hal ini justru akan membuatnya menerima penolakan dari lawan bicara. Ingatlah bahwa ucapanyang sulit dimengerti adalah penghalang komuikasi.
Kita dapat menemukan orang-orang yang sentimental saat bicara dalam acara debat di televisi. Mereka seringkali melontarkan perkataan-perkataan yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Contohnya mencari kesalahan untuk menyerang secara personal. Hal ini muncul karena situasinya menjengkelkan. Ingatlah, kekesalan merupakan hal yang dilarang karena akan menciptakan pembicaraan yang tidak logis dan bersikap tenang sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.