Banyak presentasi yang membuat audiens kebingungan dan akhirnya merasa tidak mendapat apa-apa dari dari presenter. Padahal semua presenter tidak ada niatan untuk membuat audiens bingung atau menghabiskan waktu audiens. Di sinilah pentingnya menguasai teknik berpresentasi. Anda harus mengetahui dan menguasai cara menyusun konten yang efektif supaya mudah diikuti dan diingat oleh audiens.
Semakin banyak jumlah poin yang disampaikan berarti semakin sedikit waktu yang bisa dialokasikan untuk membahas poin secara detil dan mendalam. Karena banyak poin yang ingin disampaikan, presentasi akan seperti membaca daftar tips tanpa disertai penjelasan. Banyaknya jumlah poin yang disampaikan akan membuat audiens susah mengingat poin tersebut. Batasilah jumlah poin yang ingin anda sampaikan. Lebih baik menyampaikan tiga hal tapi bisa diingat dan dipraktekkan daripada menyampaikan 23 hal tapi dilupakan oleh audiens.
Berikan contoh, usahakan contoh yang anda berikan sesuai konteksnya dengan apa yang dialami oleh audiens. Gunakan cerita akan membuat audiens mampu membayangkan secara nyata akan kejadian yang anda sampaikan. Gunakan demonstrasi dan praktek, jika waktu dan konteks memungkinkan, buatlah audiens untuk mencoba dan mempraktekkan secara langsung. Jangan membuat presentasi anda menjadi abstrak dan membingungkan, buatlah presentasi anda mudah dimengerti dan konkrit dengan memberikan contoh, cerita dan demonstrasi langsung.
Seringkali presenter tidak pernah benar-benar mengenali audiens dan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Hasil akhirnya adalah audiens menjadi heran dan sama sekali tidak mendapat apa-apa. Misalnya anda diminta untuk memberi materi dalam topik public speaking/presentasi. Dengan mengetahui apa yang mereka butuhkan maka anda akan bisa menyusun materi yang sesuai.