Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbicara efektif. Topik pembicaraan, waktu, sasaran atau lawan bicara, tempat dan suasana, serta strategi berbicara sangat perlu diperhatikan. Menyusun pembicaraan secara efektif merupakan kunci dari cara berbicara yang baik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyusun pembicaraan yang efektif.
Saat berbicara, biasanya kita kesulitan untuk berpikir dengan jelas ketika memiliki ide yang belum dipikirkan dengan baik, punya banyak hal yang ingin disampaikan, atau topik pembicaraannya sangat penting bagi kita. Bila Anda menghadapi kondisi seperti ini, diam sejenak untuk menarik napas dan coba berpikir dengan jernih sebelum mengeluarkan kata-kata. Susun kalimat yang ingin Anda bicarakan untuk menghindari keluarnya pesan yang salah atau membingungkan. Ini adalah langkah awal yang paling sederhana untuk bisa berbicara dengan baik.
Tahap lainnya dalam cara berbicara yang baik adalah mengetahui lawan bicara Anda. Dari situ, Anda bisa menentukan kata-kata yang akan dikeluarkan. Anda tidak bisa menganggap semua orang sama. Pengetahuan dan daya tangkap orang berbeda-beda. Anda tidakmungkin bicara pada anak kecil layaknya pada orang dewasa, atau menggunakan istilah-istilah sulit yang Anda pahami pada orang awam. Bisabisa Anda hanya dianggap sok pintar dan orang jadi malas berbic- ara dengan Anda.
Berbicara secara efektif pada prinsipnya adalah berbicara seperlunya dengan bahasa yang dimengerti. Salah satu langkah penting dalam berbicara efektif adalah dengan mengetahui apa yang tidak harus dibicarakan. Mungkin dalam satu bahasan Anda memiliki banyak contoh untuk menegaskan maksud Anda. Pada kenyataannya, orang lain bisa saja paham dengan memberikan satu atau dua contoh penjelasan. Jika sedang berbicara dengan teman, buatlah pembicaraan Anda tidakbertele-tele dan langsung ke tujuan utama pembicaraan. Apalagi jika Anda berbicara di forum publik, seperti berpidato, waktu Anda berbicara akan dihitung dan terbatas. Jadi, buatlah pembicaraan Anda menjadi ringkas, padat, namun tetap jelas.
Menggambarkan atau memberikan contoh kasus mengenai konsep bahasan pada lawan bicara dapat membantu Anda untuk menyampaikan pesan yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia, kita sering mengibaratkan satu bahasan dengan kejadian lain yang lebih umum, agar gambaran dari pembicaran kita semakin dimengerti.
Biasanya kata-kata tak bermakna, seperti “hmm”, “emm”, “jadi..”,“yaa”, dan lainnya muncul ketika kita ingin mengisi kekosongan dalam pembicaraan atau membutuhkan jeda untuk berpikir. Sesekali mungkin tak mengapa menggunakannya, namun jika terlalu sering mengeluarkan kata tersebut, nantinya Anda hanya akan dianggap tidak jelas dan tidak yakin dalam pembicaraan Anda. Apalagi jika ada kaitannya dengan hubungan pekerjaan, penggunaan kata-kata tersebut menunjukan Anda kurang fasih dan tidak profesional. Jangan takut untuk mengambil jeda dengan diam sebentar. Adanya keheningan selama beberapa detik berguna untuk proses berpikir dan masih dianggap wajar dalam berkomunikasi.